Minggu, 01 Juni 2014

The Seven Habits of Highly Effective People - Stephen R. Covey

http://manuverbisnis.files.wordpress.com/2012/07/stephen-covey.jpg
The Seven Habits of Highly Effective People - Stephen R. Covey
Stephen R. Covey menurunkan 7 rambu-rambu perilaku kebiasaan efektif yang menjadikan namanya melambung dan disegani sebagai pembicara motivasi kelas dunia :

Perilaku pertama, Be Proactive. Disini, Covey menekankan dasar yang melambari hal ini adalah kebebasan memilih adalah milik kita pribadi, dan seyogyanya kita bertanggung jawab terhadap pilihan yang kita pilih. Untuk mengefektifkan langkah ini, Covey menggarisbawahi perlunya kita “memfokuskan” energi dan waktu kita terhadap target yang hendak kita rengkuh. Kemauan untuk melangkah dan inisiatif mengambil bola untuk hal itu merupakan kata kunci untuk one step ahead comparing the others.


Perilaku kedua, Begin with the End in Mind.  Disini, Covey menitikberatkan pada setiap langkah efektif dasarnya dimulai pada kekuatan pada pikiran. Kekuatan pada pikiran yang membawa perilaku orang tersebut untuk merengkuh yang ada dalam pikiran tersebut. Jadi menurut Covey, mental creation precedes physical creation.

Perilaku ketiga, Put First Things First. Disini, Covey hendak mengingatkan kata kunci kemenangan berperilaku efektif ada pada titik kemampuan untuk mengelola waktu. Mengklasifikasi segala aktivitas dalam skala-skala prioritas yang jelas adalah hal yang penting. Prioritas penting dalam hidup ditempatkan pada Kuadran 1 seperti apa yang saya singgung di atas. Integritas dalam penentuan mana yang penting mana mendesak merupakan kata kunci. Tak heran, judul buku seri selanjutnya dari Covey ada yang diambil dari perilaku ketiga ini : First things First.

Perilaku keempat, Think Win-Win. Di sini Covey sungguh-sungguh mengingatkan bahwa hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan adalah selalu berpikir “menang-menang” dalam membina hubungan dengan siapa saja. Berpikir untuk “memanfaatkan” sebuah hubungan akan mengakibatkan salah satu “terluka”. Sehingga secara jangka panjang hubungan baik akan susah dibangun lagi (kalau toh bisa membutuhkan waktu yang notabene tidak efektif).

Perilaku kelima, Seek First to Understand, Then to Be Understood. Hal ini mungkin sudah banyak yang tahu dan menyadarinya. Tapi kenyataan di lapangan, keinginan untuk dimengerti lebih dulu lebih meraja ketimbang mencoba untuk mengerti orang lain. Orang lebih lihai berorasi dan mengoceh tentang dirinya ketimbang belajar mencoba mendengarkan dengan seksama dalam komunikasi. Karena sama-sama ngotot minta dimengerti. Komunikasi saling pengertian yang seharusnya lebih singkat dan efektif menjadi lebih lama dan sama sekali tidak produktif.

Perilaku keenam, Synergize. Berperilaku ini amat mendukung perilaku efektif. Kemenangan kolektif akan lebih berharga ketimbang kemenangan parsial perseorangan. Menggapai sinergi itu bak menghargai perbedaan dengan lebih menghargai, membangun kekuatan bersama sekaligus “mengkompensasikan” masing-msing kekurangan yang kita miliki. Orang gagal berperilaku efektif gara-gara mengedepankan kekuatan yang dimiliki secara individu, serta meremehkan kelebihan orang lain.

Perilaku Ketujuh, Sharpen the Saw. Berperilaku ini  mengingatkan perlunya selalu ingat untuk “mengasah” kembali dan selalu memperbaharui  apa yang melekat pada diri kita (Fisik, hati, pikiran). Istilah yang pas yang dipakai saat ini adalah perlunya selalu men-charge baterai yang kita punyai agar selalu fresh dan tanggap. Hal ini bisa contoh literalnya bisa dilihat dari kuadran ke 2 (perilaku penting tetapi tidak mendesak) seperti selalu menyediakan waktu untuk mengenalkan bisnis yang kita miliki kepada orang lain (prospect) walaupun kita belum tentu tahu apakah langkah itu akan diterima atau tidak. Tapi untuk “memperbaharui” kesempatan, langkah ini tetap diambil bukan.

Demikian sekilas poin-poin yang disampaikan almarhum Stephen Covey. Ada pepatah “Harimau mati meninggalkan belang”, Covey telah meninggalkan sebuah koin mata uang yang berlaku dimana-mana. Yakni poin-poin pengetahuan yang teramat berguna dalam memperkaya khazanh dunia manajemen dan bisnis.

Sumber : Klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar